Teknologi ini bisa mendiagnosa Cacat pendengaran

Perangkat lunak yang dikembangkan oleh University of Pretoria peneliti bisa membawa lebih murah tes pendengaran untuk daerah pedesaan Afrika Selatan. Teknologi hearScreen, yang telah dipatenkan dan sedang dalam proses menjadi berlisensi, dapat mengubah smartphone manapun menjadi audiometer untuk menguji pendengaran rakyat.

Menurut sensus 2011, sekitar 4% dari Afrika Selatan 51 juta warga menderita dari beberapa bentuk gangguan pendengaran, mulai dari kesulitan pendengaran ringan ketulian lengkap – tetapi angka ini mungkin lebih tinggi karena kurangnya akses ke kualitas tes pendengaran.

Akses dan kualitas akses kedua mewakili tantangan mendasar perawatan kesehatan yang dapat diakses untuk tuli bayi, anak-anak tuli dan tuna rungu dewasa,"kata Jabulane Blose, chief executive officer dari Asosiasi tuna rungu Nasional Afrika Selatan. "Banyak orang pedesaan harus menempuh jarak yang cukup besar untuk kota-kota besar dan kota-kota untuk mengakses sidang uji fasilitas hanya karena fasilitas tersebut tidak tersedia di rumah sakit distrik."

Prof De Wet Swanepoel, pengembang bersama teknologi hearScreen, mengatakan: "kami sedang mencari solusi untuk membuat tes pendengaran tersedia di tingkat akar rumput. Pengujian selalu menjadi layanan terisolasi, dan kami ingin membuat penggunaan tren saat ini dalam smartphone teknologi. "

Swanepoel, audiolog, bekerja sama dengan Dr Herman Myburgh, dosen senior pada Departemen listrik, elektronik dan teknik komputer di University of Pretoria, untuk membuat perangkat lunak hearScreen.

Perangkat lunak ini akhirnya memiliki kemampuan untuk mengubah sebuah smartphone android menjadi tes pendengaran, dengan dikalibrasi headphone, dan kemudian mengirimkan data ke awan berbasis server sehingga para peneliti dapat memantau data.

"Kami telah mengembangkan perangkat lunak sedemikian rupa bahwa otomatis: urutan tes otomatis," Swanepoel mengatakan. " Ini berarti awam dapat dilatih untuk melakukan tes. Kami telah mencoba membuatnya begitu ramah bahwa seseorang yang buta huruf dapat menggunakan tes... di pusat-pusat komunitas, dini pusat pengembangan-kami ingin Mendesentralisasikan pelayanan perawatan kesehatan pendengaran. "

Ditanya tentang manfaat dari teknologi ini, Agata Runowicz, seorang audiolog di Universitas Stellenbosch dan sebelumnya bagian dari Asosiasi untuk orang dengan cacat fisik di Eastern Cape, mengatakan bahwa, sementara dia tidak akrab dengan University of Pretoria skrining audiometer, "apa pun bisa menjadi berguna, [terutama] untuk anak-anak... Kurangnya sidang pemeriksaan menimbulkan masalah serius, sering menyebabkan kesulitan di sekolah."

"Kami sedang memanfaatkan teknologi ini untuk melakukan hal-hal bahwa lima tahun yang lalu tidak mungkin," katanya. Untuk tentang R7 000 sekolah, klinik atau pusat masyarakat dapat memiliki ponsel cerdas, dengan app, headphone dan tas jinjing, Swanepoel mengatakan. "Biasanya, mendengar tes kit mulai di tentang R35 000."

Teknologi saat ini dalam "soft launch fase", Swanepoel kata. Lima belas perangkat sedang trialled di lapangan dan pemerintah Western Cape memiliki 16 perangkat yang mereka menguji. Sejauh ini, mereka telah disaring lebih dari 5 000 orang, katanya.

Namun, ada lebih banyak aplikasi ini daripada hanya bertindak sebagai tes pendengaran. "Juga terhubung ke database arahan sehingga hasil [ujian] adalah menjadi geotag, dan teks dikirim ke orang atau orang tua.

Juga, jika orang gagal tes pendengaran, app akan menyarankan tiga lokasi terdekat untuk orang tersebut untuk melihat seorang praktisi kesehatan, katanya. "Hal ini tidak hanya alat yang lebih baik; ini adalah solusi baru untuk menutup loop [diagnosis-pengobatan]."

hearScreen, yang telah dipatenkan oleh Universitas, telah memenangkan berbagai penghargaan inovasi, termasuk NSTF-BHP Billiton penghargaan bergengsi. Swanepoel mengatakan bahwa tim dalam proses perizinan teknologi untuk sebuah perusahaan swasta.

Bertanya jika hal ini akan mempengaruhi harga dan kemampuan masyarakat miskin untuk mengakses teknologi, Swanepoel mengatakan: "dari awal, pendekatan kami telah bahwa ini adalah solusi biaya rendah. Kami bertujuan untuk menjadi solusi bagi negara Afrika dan negara berkembang lainnya."

Tweet